Gugur kandungan atau aborsi (bahasa
Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu,
maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
- Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
- Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah:
- Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah pemerkosaan.
- Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
- Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam
bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion, sementara
"aborsi" digunakan untuk induced
abortion.
Jenis-jenis abortus :
1.
Abortus
spontan
2. Abortus yang disengaja
3. Abortus tidak aman
4. Abortus septic
Abortus
spontan adalah
penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22
minggu). Tahapan abortus spontan meliputi :
1.
Abortus
imminens (kehamilan dapat berlanjut).
2. Abortus insipiens (kehamilan tidak
akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit atau abortus
komplit).
3. Abortus inkomplit (sebagian hasil
konsepsi telah dikeluarkan).
4. Abortus komplit (seluruh hasil
konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus
yang disengaja
adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas.
Abortus
tidak aman
adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau
dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.
Abortus
septik adalah
abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari
infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus
spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat
sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi.
Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan
menggunakan peralatan.
Abortus pun dibagi bagi lagi menjadi
beberapa bagian, antara lain :
1.
Abortus
Komplet
Seluruh
hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Abortus Inkomplet
Sebagian
hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal.
3.
Abortus
Insipiens
Abortus
yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar,
sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
4.
Abortus
Iminens
Abortus
tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir masih
tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
5.
Missed
Abortion
Abortus
yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam kandungan sebelum
kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan.
6.
Abortus
Habitualis
Abortus
yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih.
Harus dilakukan
pemeriksaan intensif agar bisa membedakan jenis abortus di atas karena
penangannnya pun berbeda-beda. Ada yang memerlukan obat obatan, istirahat atau
malah kuretase. Untuk memeriksa pasien dengan abortus, dokter biasanya
menggunakan bantuan alat Dopler untuk mendeteksi denyut jantung janin dan atau
USG untuk menentukan secara langsung keadaan janin apakah masih hidup atau
sudah meninggal.
Untuk
menangani pasien abortus, ada beberapa langkah yang dibedakan menurut jenis
abortus yang dialami, antara lain :
1.
Abortus
Komplet
Tidak
memerlukan penanganan penanganan khusus, hanya apabila menderita anemia ringan
perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung
banyak protein, vitamin dan mineral.
2. Abortus Inkomplet
Bila
disertai dengan syok akibat perdarahan maka pasien diinfus dan dilanjutkan
transfusi darah. Setelah syok teratasi, dilakukan kuretase, bila perlu pasien dianjurkan
untuk rawat inap.
3. Abortus Insipiens
Biasanya
dilakukan tindakan kuretase bila umur kehamilan kurang dari 12 minggu yang
disertai dengan perdarahan.
4. Abortus Iminens
Istirahat
baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara
ini akan mengurangi rangsangan mekanis dan menambah aliran darah ke rahim.
Ditambahkan obat penenang bila pasien gelisah.
5. Missed Abortion
Dilakukan
kuretase. Cuma kudu hati hati karena terkadang plasenta melekat erat pada
rahim.
Terbukanya
jalan lahir akibat abortus dan akibat dari tindakan kuretase tentu tidak
terlepas dari komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi yaitu infeksi,
perforasi/robekan/lubang pada dinding rahim. Tapi bila dikerjakan sesuai
prosedur dan pasien cepat tanggap akan keluhan yang diderita maka kemungkinan
terjadinya komplikasi dapat ditekan seminimal mungkin.
Setelah tahu
tentang apa itu abortus, mulailah sekarang kita membahas, apa yang menyebabkan
terjadinya abortus. Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa
sebab diantaranya :
- Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.
- Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
- Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
- Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.
Nah, itulah 4
hal yang paling sering menyebabkan keguguran atau abortus pada ibu hamil
sehingga untuk pencegahannya harus dilakukan pemeriksaan yang komprehensif atau
mendetail terhadap kelainan kelainan yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya
abortus.
Sumber : Buku Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal
0 komentar:
Posting Komentar